Keamanan

Sangat diperlukan untuk semua alat elektronik.

Komputer

We can know world with this.

How It Can?

That's Called Smart Access.

Learning Ecosystem'

Get Benefits.

World will be in our hand

Everything can be knowed by YOU.

Jumat, 03 Oktober 2014

Pekembangan Telematika di Indonesia

Ragam bentuk telematika yang dipaparkan pada Bab II, tidak terlepas dari perkembangannya di masa lalu. Untuk kasus di Indonesia, perkembangan telematika mengalami tiga periode berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan, rentang wktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.
1. Periode Rintisan
Aneksasi Indonesia terhadap Timor Portugis, peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang baru ditata pada awal pemerintahan Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an penuh dengan pembicaraan politik serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah telematika mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 oleh warga Prancis.
Mulai tahun 1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman informasi.Namun demikian, dengan perhatian yang minim dan pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak cukup mengindahkan perkembangan telematika.
Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun demikian, selama satu dasawarsa, learn to use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telpon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas. Kemampuan ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang meningkat dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada pangan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984.
Setahun sebelumnya di Amerika Serrikat, tepatnya tanggal 1 Januari 1983, internet diluncurkan. Sejak ARPAnet (Advance Research Project Agency) dan NSFnet (National Science Foundation) digabungkan, pertumbuhan jaringan semakin banyak, dan pada pertengahan tahun, masyarakat mulai memandangnya sebagai internet.
Penggunaan teknologi telematika oleh masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat olehJhhny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat “pesan” berbasis “unix”, “ethernet”, pada tahun 1983, persis bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada tahun-tahun tersebut, istilah “unix”, “email”, “PC”, “modem”, “BBS”, “ethernet”, masih merupakan kata-kata yang sangat langka.
Periode rintisan telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan di luar pulau Jawa. Pada pihak akademisi dan praktisi praktisi IT (Information and Technology), merekam penggunaan internet sebagai berikut.
Menjelang akhir tahun 1980-an, tercatat beberapa komunitas BBS, seperti Aditya (Ron Prayitno), BEMONET (BErita MOdem NETwork), JCS (Jakarta Computer Society — Jim Filgo), dan lain-lain. Konon, BEMONET cukup populer dan bermanfaat sebagai penghilang stress dengan milis seperti “JUNK/Batavia“. Di kalangan akademis, pernah ada UNInet dan Cossy. UNINET merupakan sebuah jaringan berbasis UUCP yang konon pernah menghubungkan Dikti, ITS, ITB, UI, UGM, UnHas, dan UT. Cossy pernah dioperasikan dengan menggunakan X.25 dengan pihak dari Kanada. Milis yang kemudian muncul menjelang akhir tahun 1980-an ialah the Indonesian Development Studiesi (IDS) (Syracuse, 1988); UKIndonesian (UK, 1989); INDOZNET (Australia, 1989); ISNET (1989); JANUS (Indonesians@janus.berkeley.edu), yang saking besarnya sampai punya beberapa geographical relayers; serta tentunya milis kontroversial seperti APAKABAR.
Jaringan internet tersebut, terhubungakan dengan radio. Medio tahun 1980 diisi dengan komunikasi internasional melalui kegiatan radio amatir, yang memiliki komunitas dengan nama Amatir Radio Club (ARC) Institut Teknologi Bandung (ITB). Bermodalkan pesawattransceiver HF SSB Kenwood TS 430 dengan computer Apple II, sekitar belasan pemuda ITB menghubungkan server BBS amatir radio seluruh dunia, agar email dapat berjalan lancar.
2. Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet.
Dua tahun keterbukaan informasi ini, salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.
Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998.
Masa krisis ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia. Disaat keterbukaan yang diusung gerakan moral reformasi, stasiun televise yang syarat informasi seperti kantor berita CNN dan BBC, yakni Metro Tv, hadir pada tahun 1998. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat dan gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21, menarik banyak masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital divide).
Pemerintah yang masih sibuk dengan gejolak politik yang kemudian diteruskan dengan upaya demokrasi pada Pemilu 1999, tidak menghasilkansuatu keputusan terkait perkembangan telematika di Indonesia. Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal sulam kurikulum sebagai dampak perkembangan politik terbaru, bahkan proses pembelajaran masih menggunakan cara-cara konvensional. Walaupun demikian, pada tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama milis Telematika dikirim oleh Paulus Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan mailinglist internet terbesar di Indonesia.
3. Periode Aplikasi
Reformasi yang banyak disalahartikan, melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa aturan. Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan teknologi computer, internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat denganb mudah diperoleh, bahkan dipinggir jalan atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga murah.
Keterjangkauan secara financial yang ditawarkan, dan gairah dunia digital di era millennium ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi juga mualai dilaksanakan, diaplikasikan. Pada pihak lain, semua itu dapat berlangsung lancar, dengan tersedianya sarana transportasi, kota-kota yang saling terhubung, dan industri telematika dalam negeri yang terus berkembang.
Awal era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya formal “top-down” direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama, khususnya terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai nernagai bidang usaha yang bergerak di sector telematika, diatur oleh Direktorat Jendral Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Selanjutnya, teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hamper seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Terkait dengan hal tersebut, Depkominfo mencatat bahwa
sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular yang mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Selain itu, dilaporkan tingkat kepemilikan komputer pada masyarakat juga mengalami pertumbuhan sangat signifikan, mencapai 38.5 persen. Sedangkan angka pengguna Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai atau naik sebesar 23 persen dibanding tahun 2006. Tahun 2008 ini diharapkan bisa mencapai angka pengguna 2,5 juta
Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun non-pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
Selama perkembangan telematika di Indonesia sekitar tiga dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi diberbagai bidang. Kemudahan yang disuguhkan telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Peluang untuk memperoleh informasi bernuansa porno dan bentuk kekerasan lainnya, dapat terealisir. Di lain pihak, segi individualis dan a-sosial amat mungkin akan banyak menggejala di masyarakat. Walaupun demikian, masih banyak factor lain yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat tertentu dan factor yang sama dapat berdampak lain pada lingkungan yang berbeda

Sejarah Perkembangan Telkomsel

1995
PT. Telekomunikasi Selular (Telkomsel) didirikan yang ditandai dengan peluncuran kartuHalo paskabayar.


1996

Telkomsel menyatukan negeri dengan menghadirkan layanan telekomunikasi selular ke seluruh propinsi di Indonesia.

 
1997

Pertama di Asia yang memperkenalkan layanan prabayar simPATI.


1998

Menjadi pemimpin industri selular di Indonesia.


2000

Pertama di Indonesia meluncurkan layanan Mobile Banking.



2001

Pertama di Indonesia mengoperasikan GSM dualband pada frekuensi 900 dan 1.800 MHz.



2002

Meluncurkan layanan WAP, web, dan data mobile berbasis SMS, dilanjutkan dengan GPRS.



2003

Pertama di Indonesia memperkenalkan layanan roaming internasional prabayar.


2004


  • Meluncurkan prabayar Kartu As.
  • Menerapkan teknologi EDGE sebagai teknologi roadmap berikutnya setelah GPRS.
  • Bergabung dengan Bridge Alliance, aliansi regional telekomunikasi selular, untuk memberi manfaat lebih bagi pelanggan.
  • Meluncurkan layanan Nada Sambung Pribadi (NSP).

2005
Call Center Telkomsel meraih sertifikasi ISO 9001:2000.

 
2006

Pertama di Indonesia meluncurkan layanan 3G.

 
2007


  • Pertama di Indonesia meluncurkan layanan TELKOMSELFlash HSDPA.
  • Pertama di Indonesia meluncurkan Telkomsel cash (TCASH), layanan uang digital melalui telepon selular.

2008

  • Pertama di Asia menggunakan energi terbarukan (green energy) untuk BTS.
  • Pertama di dunia menyediakan layanan suara dan data mobile di atas kapal PELNI yang memungkinkan pelanggan dapat berkomunikasi di tengah laut.
  • Meluncurkan program Telkomsel Merah Putih dalam rangka memberikan layanan telekomunikasi bagi pulau-pulau, desa-desa terpencil, dan daerah perbatasan.

 
2009

Meningkatkan jaringan Telkomsel menjadi HSPA+, dengan kecepatan akses data mencapai 21 Mbps guna memberikan layanan mobile broadband yang lebih baik.


2010


  • Telkomsel menjadi satu-satunya operator selular yang menyediakan akses telekomunikasi di lebih dari 25.000 desa melalui Program Desa Berdering.
  • Pertama di Indonesia meluncurkan LangitMusik, layanan toko musik digital yang menyediakan fasilitas unduh lagu secara penuh.
  • Pertama di Indonesia meluncurkan aplikasi Mobile Newspaper yang memungkinkan pelanggan membaca berita melalui telepon selular.
  • Pertama di Indonesia memperkenalkan layanan iklan mobile yang terarah sehingga memungkinkan pengiklan mencapai para pengguna Telkomsel.
  • Pertama di Indonesia melakukan ujicoba teknologi jaringan pita lebar Long Term Evolution (LTE).

2011


  • Pertama di Indonesia mencapai 100 juta pelanggan.
  • Operator pertama di Indonesia yang mempelopori inovasi pembayaran contactless melalui ponsel, yakni Tap-Izy.
  • Pembangunan Fasilitas Research and Development (R&D) yang pertama kali di Indonesia guna pengembangan industri telekomunikasi selular.


2012


  • Pertama kali mengimplementasikan teknologi Wi-Fi Mobile Seamless di Indonesia, yang memungkinkan pelanggan untuk mentransfer koneksi jaringan 2G/3G secara otomatis ke akses high-speed data.
  • Mencapai 125 juta pelanggan, yang semakin menegaskan posisi Telkomsel sebagai yang terdepan di industri telekomunikasi selular.

Trafik Data

Trafik Data XL Tumbuh Pesat


Trafik Data XL Tumbuh Pesat
BTS XL
Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk. (XL) mengumumkan pencapaian kinerjanya selama kuartal pertama (Q1) 2014. XL meraih pertumbuhan kinerja Rp 5,5, triliun atau naik 10% dari tahun lalu. Ini berkat pertumbuhan pendapatan layanan Data yang mencapai 30%.

"Fokus kami pada layanan Data telah menghasilkan kinerja yang kuat pada layanan tersebut sehingga memberikan kontribusi sebesar 26% dari total pemakaian pendapatan, meningkat dari 22% tahun lalu," jelas Presiden Direktur XL, Hasnul Suhaimi.

Hasnul menambahkan, XL juga berhasil mendorong kembali pertumbuhan layanan Percakapan dan SMS. Layanan Percakapan dan SMS memberikan hasil yang positif dengan pertumbuhan masing-masing 3% dan 2% dari tahun sebelumnya.

Pelanggan Data XL meningkat menjadi 37,5 juta pelanggan, atau mencakup 55% dari total pelanggan XL. Seiring pertumbuhan pendapatan layanan Data, pertumbuhan trafik juga mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 176% dari tahun lalu.

Melonjaknya layanan Data XL tak lepas dari upaya perusahaan menyediakan layanan internet yang terjangkau. Pada Q1 2014 XL memperkenalkan paket Data Internet Unlimited dengan batas wajar pemakaian untuk pelanggan baru.

XL juga bekerjasama dengan Samsung untuk paket bundling handset, untuk memperkuat posisi XL di layanan Data. Di ranah media sosial, XL memiliki lebih dari 3 juta penggemar di XL Rame di Facebook.

Perubahan tren gaya hidup dari menggunakan feature phone menjadi smartphone juga turut mendongkrak jumlah pengguna smartphone yang memakai layanan XL. Pengguna smartphone XL diklaim sudah mencapai 13,6 juta atau 20% dari total pelanggan selama Q1 2014.

Melalui keterangan tertulis, Rabu (14/5/2014), Hasnul menuturkan bahwa XL terus menambah Node B dan BTS di berbagai wilayah di Indonesia untuk menyediakan layanan Data yang lebih baik.

"Selama Q1 2014, kami telah berhasil memiliki 14.945 Node B atau meningkat 12% dari tahun lalu, dengan total BTS 2G dan 3G berjumlah 45.600 BTS. Selain itu, XL telah memulai transformasi jaringan di beberapa kota dengan melakukan upgrade dan modernisasi jaringan dengan tujuan memberikan kecepatan jaringan yang lebih baik, kapasitas yang lebih besar dan kualitas layanan yang lebih baik," papar Hasnul.

Akuisisi Axis Rampung

Dan di tahun 2014 ini pula, XL telah merampungkan akuisisinya dengan AXIS. Kedua pihak resmi menandatangani transaksi akuisisi pada 19 Maret 2014, dan diikuti dengan merger pada 8 April 2014. Dengan demikian, XL dan AXIS kini sudah menjadi satu entitas bisnis.

XL telah sukses melakukan migrasi lebih dari 50% pelanggan AXIS ke billing system XL dan lebih dari 40% migrasi trafik dari AXIS telah diselesaikan.

Selama kuartal pertama 2014, laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) XL mencapai Rp 2,2 triliun dengan marjin EBITDA sebesar 40% dan laba bersih Rp 379 miliar.

Likuidisasi


Telkom Pastikan Rencana Likuidasi Telkom Flexi, Tunggu Restu Pemerintah Alihkan Pelanggan ke Telkomsel
 
simcard
Bisnis CDMA di Indonesia seperti tidak tampak menarik lagi bagi pemain telekomunikasi besar. Seperti dikutip dari IndoTelko, Telkom secara bertahap bakal melikuidasi Telkom Flexi. Rencananya mereka akan mengalihkan 11,6 juta pelanggan ke Telkomsel, meski masih menunggu kebijakan dari pemerintah. Frekuensi yang digunakan oleh Flexi saat ini diusulkan sebagai E-GSM untuk menambah kapasitas jaringan di seputar frekuensi 900 MHz.
Direktur Utama Telkom Arief Yahya mengungkapkan, “Telkom Flexi itu kan layanan personal. Sebenarnya mudah ditebak sih personal service pasti harus diganti dengan personal service juga. Di Telkom ada dua personal services, Telkomsel dan Telkom Flexi. Jadi, pelanggan Flexi akan digeser ke Telkomsel. Tetapi soal ini semua kami harus menunggu kebijakan dari pemerintah.”
Sebelumnya terdengar pula wacana untuk menggabungkan Flexi dengan operator CDMA yang lain. Dengan kondisi operator CDMA lain yang sama-sama kesulitan, nampaknya lebih logis untuk keluar dari permasalahan ini dengan mengalihkan pelanggan ke saudaranya di ranah GSM yang jauh lebih kuat.
Direktur Keuangan Telkom Honesti Basyir menyebutkan bahwa proses likuidasi bisnis Flexi bakal termasuk penjualan 4000 BTS yang dimilikinya. Terungkap bahwa beberapa tahun terakhir pertumbuhan bisnis layanan CDMA Telkom ini menyusut drastis. Di kuartal yang sama tahun lalu jumlah pengguna Flexi mencapai 16,8 juta pengguna yang artinya mengalami penurunan lebih dari 30%.
Frekuensi E-GSM, jika didukung oleh pemerintah, rencananya akan dimanfaatkan oleh Telkomsel untuk implementasi di kawasan Timur Indonesia. Telkom disebutkan telah dua kali mengirimkan dokumen ke pemerintah tentang hal ini dan masih menunggu respon.
Sudah bukan rahasia lagi jika bisnis operator CDMA memang berdarah-darah. Tidak ada operator CDMA yang membukukan keuntungan, sebaliknya terus menumpuk kerugian setiap kuartalnya. Smartfren adalah operator CDMA yang masih agresif menjual paket data Internet dan mencapai peningkatan jumlah pelanggan, tetapi kondisi keuangannya masih belum mencapai titik yang diharapkan.
Di negara lain, di mana CDMA masih eksis, semua operator sudah beralih ke LTE untuk memastikan layanannya tetap kompetitif. Dengan kenyataan bahwa tidak ada operator CDMA yang memiliki kemampuan untuk meng-upgrade jaringan ke LTE memberikan sinyal bahwa daya hidup ekosistem CDMA memang tidak lama lagi.
Layanan CDMA sepuluh tahun lalu diperkenalkan dengan promosi biaya telepon yang murah. Sekarang yang paling dibutuhkan oleh konsumen hanyalah paket data dan kualitas layanan data yang diberikan oleh CDMA tidak selalu mencapai taraf memuaskan. Smartfren adalah satu-satunya operator di Indonesia yang mampu mengimplementasi infrastruktur CDMA Rev B dan masih berjuang untuk menjustifikasi hasil investasinya ini.
Dengan perbedaan teknologi terhadap GSM, gerak yang dimiliki oleh operator CDMA semakin sempit. Telkom Flexi dan Indosat Starone yang memiliki saudara GSM bakal sedikit lebih mudah untuk memigrasikan pelanggannya jika ternyata mereka akhirnya memutuskan untuk menutup segmen CDMA-nya. Keputusan yang lebih sulit harus diambil oleh Bakrie Telecom dan Smartfren jika nantinya bisnisnya tidak bisa lagi dipertahankan.